Pemanfaatan Gulma Berdaun Lebar sebagai Bahan Baku Kompos Pelet dan Kompos Curah dengan Durasi Pengomposan yang Berbeda

Abstract Views: 362   PDF Downloads: 688

Authors

  • Ahmad Dhairobi Institut Teknologi Sawit Indonesia, Medan
  • Sakiah Sakiah Institut Teknologi Sawit Indonesia, Medan
  • Guntoro Guntoro Institut Teknologi Sawit Indonesia, Medan

DOI:

https://doi.org/10.56211/tabela.v1i1.94

Keywords:

Nitrogen; Fosfor; Kalium; Gulma

Abstract

Gulma merupakan tumbuhan yang hadirnya tidak dikehendaki, sifatnya mengganggu dan merugikan tanaman utama. Melalui perlakuan tertentu, gulma dapat diolah menjadi pupuk organik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui mutu kompos curah dan kompos pelet dari gulma berdaun lebar dengan penambahan limbah pabrik kelapa sawit dengan durasi pengomposan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor 1 yaitu durasi waktu pengomposan (5 minggu dan 10 minggu), faktor 2 yaitu pemberian limbah pabrik kelapa sawit terdiri atas 4 taraf (tanpa pemberian limbah pabrik kelapa sawit; LCPKS 50 ml + solid decanter 50 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 75 gr; LCPKS 50 ml + solid decanter 100 gr) dengan masing-masing 4 replikasi. Kompos yang dihasilkan diuji kadar C-organik, rasio C/N, N, P, K, Fe,Mn dan Zn. Data dianalisis menggunakan ANOVA, jika F hitung > F tabel dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Rataan hasil pengamatan dibandingkan juga dengan Standar Mutu Pupuk Organik berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 70 Tahun 2011. Dari penelitian ini dihasilkan kompos curah dan pelet  yang memenuhi standar C-organik, kadar hara N+P2O5+K2O, namun hanya kompos curah A dan kompos pelet E yang memenuhi standar rasio C/N berdasarkan  Permentan no 70 tahun 2011. Mutu kompos terbaik yaitu kompos curah A dengan karakteristik C-organik 45,52%, rasio C/N 23,26, kadar hara N+P2O5+K2O 11,24%. Untuk memperoleh mutu kompos gulma berdaun lebar yang memenuhi standar mutu, durasi pengomposan disarankan berkisar 10 minggu.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonimous. (2019). Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah.pdf. Menteri Pertanian.

Arpinaini, Sumpono, & Yahya, R. (2017). Studi Komponen Kimia Pelepah Sawit Varietas Tenera dan Pengembangannya Sebagai Modul Pembelajaran Kimia. PENDIPA Journal of Science Education, 1(1), 1–11.

Hara, M. (2002). Fertilizer Pellets Made From Composted. Taiwan: Food & Fertilizer Technology Center, 1–12. https://pdfs.semanticscholar.org.

Krisnan, R., & Ginting, S. P. (2009). Penggunaan Solid Ex-Decanter Sebagai Perekat Pembuatan Pakan Komplit Berbentuk Pelet: Evaluasi Fisik Pakan Komplit Berbentuk Pelet. Teknologi Peternakan Dan Veteriner, 480–486.

Nugroho, B., Milyardani, W., & Dewi, S. H. C. (2019). Potensi gulma siam (Chromolaena odorata L) sebagai bahan kompos untuk pengembangan bawang merah organik. J. Agron. Indonesia, 47(2), 180–187.

Prasetyo, H., & Zaman, S. (2016). Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Perkebunan Padang Halaban, Sumatera Utara. Gul. Agrohorti, 3(2), 80–91.

Sakiah, S., Guntoro, G., & Hardiansyah, H. (2018). Pembuatan pelet kompos bahan baku gulma pakis udang (Stenochlaena palustris) dan putri malu (Mimosa pudica) diperkaya pupuk tunggal. Prosiding Seminar Nasional Tahun 2018, 459–467.

Sembodo, D. R. J. (2010). Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu.

Setyorini, D., Saraswati, R., & Anwar, E. K. (2012). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati (R. D. M. Simanungkalit, A. Suriadikarta, D, R. Saraswati, D. Setyorini, & W. Hartatik (eds.)). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Utari, N., Tamrin, T., & Triyono, S. (2015). Kajian Karakteristik Fisik Pupuk Organik Granul dengan Dua Jenis Bahan Perekat. Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering), 3(3), 267–274. https://doi.org/10.23960/jtep-l.v3i3.

Wahyono, S., Sahwan, F. L., & Suryanto, F. (2011). Membuat Pupuk Oragnik Granula dari Aneka Limbah. Agro Media Pustaka.

Wurff, A. W. G. van der, Fuchs, J. G., Raviv, M., & Termorshuizen, A. J. (2016). Handbook for Composting and Compost Use in Organic Horticulture. In Veer Ecology. European Cooperation in Science Technology. https://doi.org/10.5749/j.ctt1pwt70r.13

Yuniza, Y. (2015). Pengaruh Pemberian Kompos Decanter Solid dalam Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pembibitan Utama.

Downloads

Published

2022-07-13

PlumX Metrics

How to Cite

Dhairobi, A., Sakiah, S., & Guntoro, G. (2022). Pemanfaatan Gulma Berdaun Lebar sebagai Bahan Baku Kompos Pelet dan Kompos Curah dengan Durasi Pengomposan yang Berbeda. Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 1(1), 1–6. https://doi.org/10.56211/tabela.v1i1.94