https://jurnal.ilmubersama.com/index.php/tabela/issue/feedTabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan2024-08-09T09:04:59+00:00Sakiah, S.P., M.Psakiah5379@gmail.comOpen Journal Systems<p align="justify"><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221213302024541" target="_blank" rel="noopener">ISSN: 2962-8644 (Online)</a> | <a href="https://drive.google.com/file/d/1sZ7AwmrLqNo_pY3nAD-CWr2uPT-iC95N/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener">SK: 29628644/II.7.4/SK.ISSN/01/2023</a> <br /><a href="https://doi.org/10.56211/tabela">DOI: https://doi.org/10.56211/tabela</a></p> <p align="justify">Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan merupakan terbitan berkala ilmiah yang menyajikan hasil-hasil penelitian maupun telaah ilmiah yang menitikberatkan pada upaya-upaya yang dilakukan dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Jurnal ini dikelola oleh Ilmu Bersama Center bersama Dosen-Dosen Profesional dari berbagai perguruan tinggi yang bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian atau telaah ilmiah dari Dosen, Peneliti maupun mahasiswa. Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan terbit dua issue dalam setahun yaitu pada bulan <strong>Januari </strong>dan <strong>Juli</strong>, terbitan pertama pada bulan Januari 2023. Manuscript yang diterima pada Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan akan diperiksa kemiripannya menggunakan Plagiarism Checker dengan similarity index maksimal 25%. Manuscript yang lolos akan direview secara blind review oleh Mitra Bestari. Ruang lingkup Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan adalah Pertanian dengan topik pengelolaan lahan, pengelolaan tanaman, pengendalian organisme pengganggu tanaman, agroklimat dan sosial ekonomi pertanian.</p> <p align="justify"><a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/31343" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://jurnal.ilmubersama.com/public/site/images/oris/garuda.png" alt="" width="150" height="52" /></a></p>https://jurnal.ilmubersama.com/index.php/tabela/article/view/567Respon Pertumbuhan Tanaman Edamame terhadap Aplikasi Biofertilizer Berbasis Asam Amino Ikan Lemuru dan PGPR Akar Edamame2024-08-09T09:04:59+00:00Ade Jutawan Yusuf Maulanaadejutawan86@gmail.comMuh Muchlis Fakurojijumiatun@polije.ac.idSepta Dwi Anggajumiatun@polije.ac.idNabila Ika Wardahjumiatun@polije.ac.idWidya Ulfajumiatun@polije.ac.idJumiatun Jumiatunjumiatun@polije.ac.id<table width="643"> <tbody> <tr> <td width="374"> <p>Edamame merupakan komoditas yang dapat tumbuh didaerah beriklim tropis seperti Indonesia. Produksi edamame di Indonesia bisa dikatakan masih rendah dan permintaan pasar domestik ataupun pasar luar negeri belum bisa terpenuhi. Sehingga perlu adanya upaya peningkatan produksi edamame. Salah satu upaya dalam meningkatkan produksi edamame adalah dengan pemanfaatan PGPR akar edamame dan asam amino ikan lemuru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui interaksi antara perlakuan PGPR akar edamame dan asam amino ikan lemuru dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi edamame. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Politeknik Negeri Jember yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor pertama adalah konsentrasi PGPR terdiri dari 2 taraf (0 ml/l sebagai kontrol dan 150 ml/l). Sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi asam amino ikan lemuru yang terdiri dari 5 taraf (0 ml/l sebagai kontrol, 5 ml/l, 10 ml/l, 15 ml/l, dan 20 ml/l). Analisa data yang digunakan analisis ANOVA, apabila terdapat beda nyata diuji lanjut menggunakan uji DMRT taraf 5% dan 1%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa perlakuan PGPR akar edamame dan asam amino ikan lemuru secara faktor tunggal dan interaksi memberikan respon berbeda tidak nyata terhadap semua variabel pengamatan. Pemberian asam amino ikan lemuru 15 ml/l dan tanpa pemberian PGPR akar edamame berbeda tidak nyata akan tetapi memiliki potensial untuk meningkatkan tinggi tanaman pada umur 14 HST, sedangkan pemberian asam amino ikan lemuru 20 ml/l dan 150 ml/l PGPR akar edamame berbeda tidak nyata akan tetapi memiliki kecenderungan untuk meningkatkan tinggi tanaman pada umur 28 HST. Pemberian asam amino ikan lemuru 10 ml/l dan tanpa PGPR akar edamame memiliki kecenderungan meningkatkan jumlah daun pada umur 14 HST dan 28 HST. Kajian mengenai pengunaan asam amino dan PGPR memiliki potensial untuk ditinjau di pengamatan generatifnya.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-07-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ade Jutawan Yusuf Maulana, Muh Muchlis Fakuroji, Septa Dwi Angga, Nabila Ika Wardah, Widya Ulfa, Jumiatun Jumiatunhttps://jurnal.ilmubersama.com/index.php/tabela/article/view/571Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair (POC) Rebung Bambu dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) 2024-08-09T09:04:54+00:00Megawati Siahaanmegawati.siahaan1@gmail.comYos Putra Pratamamegawati.siahaan1@gmail.com<table width="643"> <tbody> <tr> <td width="374"> <p>Pupuk merupakan bahan yang sangat menentukan produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawit. Rebung bambu berpotensi sebagai pupuk organik karena mengandung fitohormon dan unsur hara yang lengkap untuk mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit. Pemakaian POC ini kemungkinan harus didampingi oleh pupuk anorganik karena kandungan hara POC diperhitungkan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hara bibit kelapa sawit di pembibitan utama untuk itu aplikasi pupuk organik cair didampingi dengan pupuk majemuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis POC rebung bambu (P) dan pupuk Majemuk NPK (M) serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. Penelitian dilakukan di lahan penelitian Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI), Medan, Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan perlakuan pertama adalah dosis POC rebung bambu (P) terdiri dari 4 taraf yaitu P0 (0 ml POC rebung bambu/polibag), P1 ( 120 ml POC rebung bambu per polybag), P2 (240 ml/polybag), P3 (420ml POC rebung bambu/polybag); perlakuan kedua adalah dosis pupuk majemuk NPK (M), dengan 3 taraf yaitu M1 (0.5 kali rekomendasi), M2 (sesuai rekomendasi), M3 (1.5 kali rekomendasi) dengan dosis rekomendasinya sebesar 5 gram/polybag sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan; jumlah ulangan yang digunakan adalah 2 dan jumlah tanaman per plot sebanyak 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi POC berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat segar dan kering tajuk dengan dosis POC terbaik adalah P3 yaitu 420 ml/polybag. Perlakuan dosis pupuk majemuk NPK (M) berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter demikian juga dengan interaksi antara dosis POC rebung bambu (P) dan pupuk majemuk NPK (M) berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Megawati Siahaan, Yos Putra Pratamahttps://jurnal.ilmubersama.com/index.php/tabela/article/view/578Konsentrasi Asam Amino Sistem Kocor terhadap Hasil Melon (Cucumis melo L. inodorus) Hidroponik di Smart Green House2024-08-09T09:04:50+00:00Rindha Rentina Darah Pertamirindha_rentina@polije.ac.idAldi Lila Prayogaaldililaprayoga01@gmail.comTri Rini Kusparwantitri_rini@polije.ac.idSuwardi Suwardisuwardi@polije.ac.idNetty Ermawatinetty@polije.ac.id<table width="643"> <tbody> <tr> <td width="374"> <p>Melon merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai komersial tinggi dan juga mempunyai nilai gizi yang mencukupi sehingga layak untuk diusahakan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi asam amino pada pertumbuhan dan hasil tanaman melon. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2022 di Smart Greenhouse Politeknik Negeri Jember menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, yaitu asam amino dan terdiri dari 4 taraf perlakuan dengan 5 ulangan dan setiap masing-masing ulangan terdapat 3 sampel yang diambil sehingga terdapat 60 populasi tanaman yang diteliti. 4 taraf perlakuan yang dilakukan yaitu, P0: Tanpa pemberian Asam amino , P1: Pemberian Asam amino 2 ml/l, P2: Pemberian Asam amino 4 ml/l, P3: Pemberian Asam amino 6 ml/l analisis data dilakukan dengan menggunakan sidik ragam Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tidak berbeda nyata (ns) terhadap parameter pada fase vegetatif yaitu parameter tinggi tanaman(cm) dan parameter jumlah daun (helai) dan parameter pada fase generatif yaitu jumlah bunga betina (kelopak), jumlah bunga jadi (buah), bobot buah per sampel (kg), diameter buah per sampel (cm), brix (tingkat kemanisan) per sampel, ketebalan daging buah per sampel (cm), ketebalan kulit buah per sampel. Hal ini disebabkan karena pemberian nutrisi AB mix dan perlakuan pemberian konsentrasi asam amino dengan sistem kocor yang berlebih sehingga pertumbuhan dan hasil menurun. Pada perlakuan pemberian konsentrasi 4 taraf, konsentrasi terbaik pada P3 dalam pertumbuhan dan hasil tanaman dalam fase vegetatif, namun pada fase generatif tanaman pemberian konsentrasi melebihi kebutuhan tanaman sehingga menyebabkan pertumbuhan dan hasil tanaman melon hidroponik tidak optimal.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Rindha Rentina Darah Pertami, Aldi Lila Prayoga, Tri Rini Kusparwanti, Suwardi Suwardi, Netty Ermawatihttps://jurnal.ilmubersama.com/index.php/tabela/article/view/590Evaluasi Kesuburan Tanah Asal Desa Pantai Labu Kecamatan Pantai Labu2024-08-09T09:04:42+00:00Mutia Dwi Anggrainimutiadwianggraini43@gmail.comAfifuddin Kamalmutiadwianggraini43@gmail.comSakiah Sakiahsakiah5379@gmail.com<p>Kesuburan tanah tidak terlepas dari sifat fisik dan kimia tanah, keduanya sangat berarti dan akan saling terkait satu sama lain. Kesuburan tanah perlu diketahui secara berkala agar pengguna melakukan pengelolaan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa sifat fisik dan kimia tanah asal Desa Pantai Labu. Penelitian menggunakan metode survey, tanah diambil secara komposit dari 10 titik yang berbeda, sampel tanah diuji di laboratorium terpadu Institut Teknologi Sawit Indonesia, Medan. Parameter pengamatan yaitu total ruang pori, <em>bulk density</em>, partikel density, kadar air tanah, pH tanah dan C-organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>bulk density </em>tanah adalah 1,1 gr/ml, ruang pori 50%, dan <em>partikel density</em> 2,2 gr/ml. Kadar air tanah pada kondisi kering udara adalah 13,6%, sementara pada kapasitas lapang mencapai 41%. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan metode perbandingan tanah dan air, serta tanah dan KCl. Hasilnya menunjukkan pH tanah 6,5 pada perbandingan 1:1, 6,3 pada perbandingan 1:2,5, dan 5,5 pada perbandingan tanah dengan KCl 1:2,5. Analisis kandungan bahan organik menunjukkan nilai C organik 1,639 % dan bahan organik 2,84%, yang termasuk kategori sedang. Berdasarkan hasil ini, kesuburan tanah di kawasan Pantai Labu cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi memerlukan pengelolaan yang tepat untuk meningkatkan kesuburan kimia tanah guna menunjang keberlanjutan pertanian di wilayah ini.</p>2024-08-09T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Mutia Dwi Anggraini, Afifuddin Kamal, Sakiah Sakiahhttps://jurnal.ilmubersama.com/index.php/tabela/article/view/579Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Buah dan Sayur dengan Penambahan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit2024-08-09T09:04:46+00:00Tuty Ningsihtuty_ningsih@itsi.ac.idIke Pransiskatuty_ningsih@itsi.ac.idHabib Prayitnotuty_ningsih@itsi.ac.idGiyanto Giyantotuty_ningsih@itsi.ac.id<table width="643"> <tbody> <tr> <td width="374"> <p>Semakin meningkatnya limbah buah, sayur dan Tanda Kosong Kelapa Sawit (TKKS) berpotensi tinggi untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku dalam pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Maka dari itu POC dijadikan sebagai media yang baik dalam mengurai jumlah limbah yang terdapat dilingkungan serta untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Pengolahan Pemanfaatan Sampah (SP2S) Dusun III, Desa Selemak, kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang pada bulan juni sampai agustus 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Pengujian parameter dengan analysis of variance (ANOVA) dan dilakukan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan Kadar unsur hara POC yang berasal dari sayur dan buah dengan penambahan TTKS yaitu 1) rataan kadar hara nitrogen sebesar 0,06%; rataan kadar hara fosfor sebesar 0,09% dan rataan kadar kalium sebesar 0,31%. Kadar Hara ini belum memenuhi standar mutu pupuk cair organik. 2)Kadar hara nitrogen signifikan dan berbeda nyata pada setiap perlakuan dimana P1dan P2 berbeda nyata dengan P3. Sedangkan perlakuan untuk kadar hara Posfor dan Kalium tidak berbeda nyata. Peningkatan unsur makro POC seiring dengan pengurangan volume POC yang berasal dari TTKS. Penambahan volume POC yang berasal dari TTKS akan mengakibatkan penurunan kadar hara Nitrogen (N) sebesar 30-40%, Phospor (P) sebesar 0-54%, dan Kalium (K) sebesar 17-36%.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-08-09T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Tuty Ningsih, Ike Pransiska, Habib Prayitno, Giyanto Giyanto